BAB II
PEMBAHASAN
A.
Setrika
Listrik
Setrika listrik adalah alat yang
digunakan untuk melicinkan atau menghaluskan pakaian agar terlihat lebih rapi
setelah dicuci dan dikeringkan. Terkadang lipatan-lipatan pakaian cukup sulit
dihilangkan akibat dari proses pencucian maupun ketika pakaian diperas,
sehingga pakaian yang sudah dikeringkan akan kusut. Dengan menggunakan setrika,
maka lipatan pada pakaian tersebut dapat dihaluskan secara mudah dan praktis.
Gambar 1 Setrika Listrik Otomatis
Setrika
listrik pada dasarnya memanfaatkan perubahan energi dari listrik menjadi panas.
Energi panas itulah yang kemudian kita manfaatkan untuk menghaluskan permukaan
pakaian yang kusut. Akan tetapi, tentunya perubahan energi listrik dalam
setrika tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa komponen yang mendukung cara
kerja setrika listrik sehingga dapat menghasilkan panas.
B.
Komponen
Setrika
Komponen utama pada setrika listik antara lain :
1.
Elemen pemanas
Elemen
pemanas adalah suatu elemen yang akan menimbulkan panas bila dialiri arus
listrik. Sebenarnya, elemen pemanas listrik hanyalah sebuah resistor listrik
yang bekerja pada prinsip pemanasan Joule, yaitu arus listrik mengalir melalui
resistor dan mengubah energi listrik menjadi panas. Elemen pemanas ini biasanya
terdiri dari kawat (wire) yang terbuat dari nichrome (80% nikel dan 20%
krom). Nichrome merupakan bahan yang ideal, karena memiliki resistansi yang
relatif tinggi. Dari keseluruhan lilitan pada elemen pemanas tersebut, kemudian
ditutup dengan isolator untuk mencegah induksi listrik dari elemen menuju alas
setrika.
2.
Plat dasar (alas/sole plate)
Alas
setrika adalah bagian setrika yang akan bersentuhan langsung dengan kain yang
dihaluskan. Alas setrika dibuat dari bahan konduktor antikarat seperti
alumunium, stainless steel atau teflon, agar tidak mudah
kotor, lengket dan tidak mengotori kain yang disetrika.
3.
Besi pemberat
Pemberat
biasanya terbuat dari besi. Sesuai dengan namanya, komponen ini berfungsi
sebagai pemberat pada setrika agar lebih mudah dalam pemakaiannya.
4.
Tutup
Penutup
atau selungkup setrika dibuat dari bahan isolator untuk mencegah bahaya
sengatan listrik. Disamping itu, penutup juga memiliki sifat antipanas guna
mencegah bahaya sentuhan ke bagian tubuh manusia.
5.
Pemegang
Tangkai
pemegang setrika terbuat dari bahan isolasi (kayu atau plastik). Ini
dimaksudkan apabila ada kebocoran arus listrik tidak akan membahayakan
pemakainya.
6.
Kabel penghubung
Kabel
daya ini terbuat dari kabel fleksibel dengan inti serabut yang dibungkus dengan
bahan isolasi, menjadikannya tetap lentur sehingga tidak mudah putus dan aman
dari bahaya sengatan listrik.
7.
Pengatur On-Off dan panas
Hampir
semua setrika listrik dilengkapi dengan pengatur suhu, sehingga tinggi
rendahnya suhu dapat disesuaikan dengan jenis tekstil/kain yang akan disetrika.
Pengatur suhu ini biasanya menggunakan komponen tambahan
berupa thermostat yang bermaterikan bahan bimetal.
C. Prinsip
Kerja Setrika
Sistim kerja
setrika listrik adalah dengan mengubah energi listrik menjadi energi panas.
Perubahan bentuk energi tersebut dihasilkan oleh rangkaian listrik yang
memiliki hambatan cukup besar. Hambatan inilah yang menyebabkan timbulnya panas
pada bagian setrika yang disebut elemen pemanas. Elemen pemanas membangkitkan
panas secara bertahap dan setrika listrik modern sudah dilengkapi dengan
komponen yang disebut termostat.
Dengan adanya komponen ini dalam rangkaian setrika listrik, maka
panas yang dikehendaki oleh pengguna dapat diatur dan stabil sehingga tidak
menyebabkan timbulnya panas berlebih yang dapat memicu kebakaran pada elemen.
Gambar 2 Rangkaian Setrika
Arus listrik
mengalir dari sumber tegangan menuju lampu, kemudian langsung ke saklar
bimetal. Pada sistim saklar ini, ketika kedua logam tersebut kontak, maka arus
akan terus mengalir menuju elemen pemanas yang terdiri dari lilitan kawat
sebagai bentuk resistor. Saklar yang kontak tersebut menyebabkan rangkaian
tertutup dan setrika akan mengalami pemanasan pada tingkatan tertentu. Ketika
panas yang ditentukan telah mengalami keadaan maksimal, maka secara otomatis
termostat pada rangkaian saklar akan bekerja. Rangkaian akan terputus karena
prinsip bimetal tadi menyebabkan salah satu logam mengalami pemuaian dan
menyebabkan saklar terbuka. Akibatnya tidak ada arus yang mengalir serta lampu
indikator akan mati. Jadi, prinsip kerja rangkaian setrika listrik sebenarnya
sederhana.
Setelah
sejumlah energi panas dibangkitkan oleh elemen pemanas, maka selanjutnya panas
tersebut dialirkan menuju alas setrika. Mekanisme perpindahan kalor tersebut
berlangsung secara konduksi. Konduksi merupakan proses transfer kalor di dalam
zat perantara dimana energi panas berpindah dari molekul satu ke molekul lain
hanya dengan jalan getaran termal berkala, tanpa ada pemindahan massa zat
perantara sama sekali
Gambar 3 Prinsip Kerja Setrika
Aliran
perpindahan panas yang terjadi pada elemen pemanas kemudian dihubungkan
(kontak) secara langsung dengan alas setrika, sehingga panas merambat pada alas
akibat konduksi. Tidak ada transfer massa pada peristiwa tersebut, hanya saja
perpindahan kalor dibantu dengan pergerakan-pergerakan elektron yang terdapat
pada kedua bahan logam tersebut, yaitu pada elemen maupun alas.
D. Sistem Kontrol
Panas Setrika
Hampir semua setrika listrik
dilengkapi dengan pengatur suhu, sehingga tinggi rendahnya suhu dapat
disesuaikan dengan jenis tekstil/kain yang akan disetrika. Pengatur suhu ini
biasanya menggunakan komponen tambahan berupa thermostat
yang bermaterikan bahan bimetal, yaitu satu lempengan yang disatukan dari
lempeng dua logam yang berlainan koefisien muai panjangnya.
Gambar 4
Prinsip Kerja Bimetal
Jika
lempengan ini dikenai panas, maka salah satu jenis logamnya akan memuai
terlebih dahulu, sehingga lempengan gabungan tadi membengkok, yang arah
bengkoknya dimanfaatkan untuk menghubungkan kontak. Jadi saat panas berlebihan,
kontak akan memutus dan elemen pemanas tidak dialiri arus listrik lagi, namun
saat panasnya mulai rendah lagi kontak akan terhubung kembali dan arus listrik
mengalir lagi melalui elemen pemanas. Sehingga, kondisi panas dapat
dipertahankan sesuai dengan suhu yang diinginkan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setrika
listrik adalah alat yang digunakan untuk melicinkan atau menghaluskan pakaian
agar terlihat lebih rapi setelah dicuci dan dikeringkan. Terkadang
lipatan-lipatan pakaian cukup sulit dihilangkan Hampir semua setrika listrik
dilengkapi dengan pengatur suhu, sehingga tinggi rendahnya suhu dapat
disesuaikan dengan jenis tekstil/kain yang akan disetrika. Pengatur suhu ini
biasanya menggunakan komponen tambahan berupa thermostat
yang bermaterikan bahan bimetal, yaitu satu lempengan yang disatukan dari
lempeng dua logam yang berlainan koefisien muai panjangnya.